PAHAM-PAHAM MODERN DAN KEBANGKITAN
BANGASA-BANGASA ASIA DAN AFRIKA
A. Paham-Paham Modern Dan Pengaruhnya di
Asia-Afrika
Pada
abad ke-19, pelbagai pemikiran tentang kehidupan umat manusia lahir di Eropa.
Pemikiran tersebut begitu mendalam pengaruhnya sehingga berubah menjadi
kekuatan moral yang mendorong dan menggugah kesadaran manusia untuk
merealisasikan nilai-nilai asasi kemanusiaan khususnya yang berkaitan dengan
kesejahteraan hidup. Permikiran-pemikiran itu antara lain ialah nasionalisme,
liberalisme, sosialisme, komunisme dan demokrasi.
1. Nasionalisme
Paham nasionalisme berasal dari Eropa
Barat lalu menyebarang ke seluruh Eropa pada abad ke-19 dan pada abad ke-20
tersebar keseluruh dunia. Paham ini menjadi paham yang penting dalam mendasari
pergerakan kemerdekaan khususnya di Asia dan Afrika. Kemampuan untuk memahami
nasionalisme dapat terlihat dari simbol-simbol nasionalitas seperti bendara dan
lagu kebangsaan. Nasionalisme dapat merangsang individu lebih kuat dari pada
ideologi apapun. Nasionalisme di Indonesia sangat dirasakan pengaruhnya pada saat perang kemerdekaan dalam rangka
merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
2. Liberalisme
Istilah liberalisme berasal dari kata
liberales (bahasa spanyol). Liberales adalah nama partai pada abad ke-19 yang
memperjuangkan pemerintahan konstitusional untuk spanyol. Akan tetapi, politik
liberalisme sudah ada pada masa-masa sebelumnya. Secara sederhana, liberasme
dapat diartikan sebagai paham kebebasan.
Sebagai
suatu gerakan, liberalisme dimulai pada masa renaisance yang memperjuangkan
kebangsaan manusia dari kungkungan geraja atau agama. Kebebasan yang dimiliki
manusia kemudian berkembang menjadi suatu gerakan dalam bidang politik,
ekonomi, kebudayaan dan lain-lain. Kebebasan dalam bidang politik melahirkan
konsepsi tentang negara yang demokratis. Dibidang ekonomi, liberalisme
menentang monopoli atau campur tangan pemerintah dalam berusaha. Dibidang
moral, liberalisme menjunjung tinggi kebebasan individu dan menentang
otoriterisme.
Liberalisme dapat pula dibedakan atas
liberalisme lama dan liberalisme modern. Liberalisme lama lebih memperhatikan
kebebasan individu dari kesewenang-wenangan pemerintah. Liberalisme yang modern
mencari perlindungan terhadap tindakan sewenang-wenang organisasi swasta dan
negara.
3. Sosialisme
Sosialisme adalah paham yang bertujuan
membentuk negara kemakmuran dengan usaha kolektif yang produktif dan membatasi
milik perseorangan. Ciri utama sosialisme adalah pemerataan sosial dan
pengahapusan kemiskinan. Ciri ini merupakan salah satu faktor pendorong
berkembangnya sosialisme. Sosialisme biasanya berkembang di negara-negara yang
memiliki tradisi demokrasi yang kuat. Kemenangan sekutu dalam Perang Dunia
II memberikan rangsangan yang kuat bagi
tubuhnya partai sosialis di seluruh dunia, seperti di Inggris, Belgia, Swiss,
Belanda, negara-negara Skandinavia, Selandia Baru, Australia dan Indonesia.
4. Demokrasi
Demokrasi berasal dari kata demos yang
berarti rakyat dan kratos yang berarti kekuasaan. Pemerintahan demokrasi dapat
diartikan sebagai suatu sistem pemerintahan yang mengakui hak rakyat untuk ikut
serta dalam kehidupan politik.
B.
Kebangkitan
Bangsa-Bangsa Asia-Afrika
Kekayaan alam suatu negara tidak
hanya dapat mendatangkan kemakmuran bagi rakyatnya, tetapi dapat pula
menimbulkan kesengsaraan. Hal itu pernah dialami oleh sebagian besar negara di
Asia dan Afrika. Negara-negara tersebut dijajah oleh bangsa-bangsa Eropa yang
memiliki persenjataan dan teknologi yang lebih maju. Akibat penjajahan bangsa-bangsa
Asia dan Afrika itu terhambat perkembangan bangsanya. Dengan cara mengadaptasi
ilmu pengetahuan dan teknologi Eropa, bangsa-bangsa Asia dan Afrika bangkit
melawan bangsa yang menjajahnya. Ada diantaranya yang menentang dengan kekuatan
senjata dan ada pula yang menggunakan kekuatan politik.
1. Kebangkitan
Jepang
Kebangkitan jepang pada hakikatnya
adalah usaha jepang untuk mencegah negeri mereka dijajah oleh bangsa Eropa.
Cara yang dilakukan ialah mengadaptasikan ilmu pengetahuan Eropa.
2. Kebangkitan
Cina
Cina merupakan negara yang memiliki
sejarah yang cukup tua. Selama ribuan tahun negeri ini diperintah oleh berbagai
dinasti silih-berganti. Kepala pemerintahannya disebut kaisar. Dinasti terakhir
ialah dinasti Manchu yang berasal dari Manchuria. Jadi, bukan dinasti asli
Cina.
3. Kebangkitan
India
Pergerakan Nasional India pada
mulanya bersifat gerakan sosial dan pendidikan. Corak politik baru kelihatan
setelah berdiri All Indian National Congrees (Partai Kongres). Anggotanya
terdiri atas golongan Hndu dan Muslim. Pada umumnya, mereka adalah para
intelektual. Dalam perjuangan untuk mencapai kemerdikaan dari Inggris, Partai
Kongres berasaskan kooperasi, yaitu kerja sama dengan pemerintah kolonial
Inggris.
4. Kebangkitan
Turki
Pada saat merosotnya pamor Kekaisaran
Turki Usmani sebagai negara besar yang berkuasa di Balkan, seorang negarawan
Turki, Khamil Pasha, menjabat sebagai perdana mentri. Pada tahun 1890, dia
menyerahkan kepada Sultan Hamid II untuk mengadakan perubahan ketatanegaraan,
dengan memberlakukan Undang-Undang Dasar yang telah diselesaikan pada tahun
1876. Sultan menolak, dan memecatnya pada tahun1896. Setelah sultan Mohmamad V
meninggal pada bulan Juli 1918, Anwar Pasha mengundurkan diri. Dengan bantuan
Jerman, Mustafa Kemal, seorang tokoh muda yang pemberani dan cakap, serta terkenal
sebagai pengeritik kebijaksanaan pemerintah Anwar Pasha, muncul sebagai
penguasa baru Mustafa Kemal sangat menentang pemecahan kerajaan oleh Sekutu
sebagai akibat kekalahan Turki dalam Perang Dunia I. Pada tahun1919, dia
membentuk pemerintah baru di Anatolia. Mustafa Kemal berhasil memulihkan pamor
Turki, mempersembahkan kembali wilayah kerajaan yang terpecah-pecah. Pada tahun
1923, dia menurunkan Sultan Muhammad VI dan membentuk negara nasional Republik
Turki dengan ibu kota Ankara.
5. Kebangkitan
Mesir
Serangan Napolen ke Mesir pada bulan
Juli 1798 dapat dianggap sebagai awal Mesir modern. Serangan itu dimaksudkan
Napoleon untuk menjadikan Mesir sebagai basis dalam usahanya menghancurkan
kekuasaan Inggris di India. Dalam pertempuran di Giza pasukan Prancis berhasil
dibanggakan sebagai pasuka yang hebat. Akan tetapi, Angkatan Laut Prancis
dikalahkan oleh Angkatan Laut Inggris dalam pertempuran di Abukir. Dalam
sengketa antara Inggris dan Prancis ini, Turki Usmani memihak Inggris. Pada
tahun 1801, pasukan Prancis meninggalkan Mesir. Sesudah Perang Dunia II,
perasaan anti-Inggris berkobar kembali sebab Inggris masih menguasai Terusan
Sues dan Sudan. Raja Faruk dianggap terlalu memihak Inggris. Pada bulan Juli
1952, golongan militer muda yang dipimpin oleh Naguib mengambil alih kekuasaan
dan mendirikan pemerintah republik.
0 komentar:
Posting Komentar