KUMPULAN MATERI PENDIDIKAN

Selasa, 27 Mei 2014


Kuliner Khas Buton dan Wakatobi, Sederhana tapi Mengundang Selera
Indonesia memiliki beraneka ragam masakan dan makanan yang begitu nikmat dan enak. Jika di uraikan satu persatu, tentu tidak akan ada habisnya. Mengapa? Karena Indonesia memiliki kuliner khas masing-masing di setiap daerah dan itu menjadi salah satu daya tarik bagi para pelancong untuk berkunjung ke daerah tersebut.
Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki kuliner khas yaitu di Pulau Buton dan Wakatobi. Pulau Buton dan Wakatobi memiliki kuliner yang sama sebab merupakan satu pemerintahan sebelum adanya pemekaran dan otonomi daerah.
Jika anda berkunjung ke Pulau Buton dan Wakatobi, anda akan menemukan kuliner yang berbeda dari daerah lainnya di Indonesia. Mengapa saya katakan demikian? Sebab masyarakat Buton dan Wakatobi, Sulawesi Tenggara, memiliki kebiasaan mengonsumsi olahan singkong, jagung sebagai makanan pokok dan tentu saja ikan yang masih segar. Pangan non-nasi ini bahkan tetap nikmat ketika disantap tanpa tambahan lauk dan sayur.
Sebagian besar makanan (kuliner) tersebut pembuatannya terlihat sederhana. Mulai dari pemilihan bahan-bahan, cara memasak, hingga penyajian tidak begitu rumit. Karena, bahan utamanya memanfaatkan komoditas yang banyak ditemui di sana. Seperti ketela pohon (singkong) dan berbagai jenis ikan yang melimpah di perairan Buton dan Wakatobi.


Kuliner Khas Pulau Buton & Wakatobi & Sudah Di Jadikan Menu Sehari-hari
Di antara kuliner kedua pulau ini, yakni: kasoami, kapussu, hugu-hugu dan otak-otak (dari ikan). Makanan tersebut merupakan suguhan utama yang diberikan masayarakat Buton dan Wakatobi kepada tamu. Semuanya merupakan makanan sehari-hari masyarakat kedua daerah tersebut. Wisatawan yang berkunjung ke Buton dan Wakatobi pun, tidak perlu khawatir untuk mendapatkan makanan khas kedua daerah tersebut. Makanan tersebut gampang dijumpai mulai dari tingkat rumah makan atau warung-warung pinggir jalan.
Kasoami dan Hugu-Hugu
Kedua makanan ini sama-sama terbuat dari singkong. Biasanya di sajikan dengan ikan, baik itu ikan asin, ikan bakar atau pun yang di masak. Untuk jenis ikannya bisa apa saja, cuma sebagian besar dibakar. Makanan ini terasa lebih nikmat saat di santap menjelang malam hari dengan lauk ikan bakar. Warga di sana, biasanya sambil kumpul-kumpul dan dibarengi minum teh saat menikmati makanan khas tersebut


Kasoami & Hugu-Hugu (yang hitam) sebagai pengganti nasi
Untuk proses pembuatan kasoami dimulai dengan pemilihan singkong yang bagus. Setelah dibersihkan, singkong itu di parut kemudian diperas. Saat pemerasan dibutuhkan peralatan khusus, walau masyarakat umum biasa menggunakan tangan saja. Bantuan peralatan intinya berfungsi untuk bagaimana agar ubi yang diperas bisa cepat kering. Setelah dipastikan ubi sudah kering maka proses berikutnya adalah pekerjaan pengukusan.
Ø  Media pengukusan biasanya terbuat dari daun kelapa yang sudah dianyam dan berbentuk topi seperti piramida/kerucut. Ditambah kacang merah dan kelapa lalu dimasak dengan cara dikukus, kasoami bisa dikatakan mirip getuk, namun, berasa tawar dengan sedikit gurih.
Ø  Sedangkan hugu-hugu juga dibuat dari singkong kukus yang ditambah parutan kelapa, mirip urap singkong. Namun, makanan yang satu ini memiliki keunikan karena singkongnya berwarna hitam. Warna ini didapat karena singkong yang telah dicincang kasar dijemur lebih dulu selama berhari-hari hingga berwarna hitam.
Masyarakat Buton dan Wakatobi menjadikan makanan ini sebagai pengganti nasi. Dan setiap wisatawan domestik dan mancanegara yang pernah kesana mengatakan seperti makan roti saat menikmati kasoami dan hugu-hugu.

Posted by on 07.30 No comments

0 komentar:

Posting Komentar

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search Our Site

Sample Text