KUMPULAN MATERI PENDIDIKAN

Selasa, 27 Mei 2014


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar  Belakang

       Beumo merupakan salah satu system pertanian tradisional di Jambi yang hampir punah ditengah-tengah gemerlap sistem pertanian moderen dengan model perkebunan monokultur kelapa sawit. Semangat program pencetakan sawah, optimalisasi lahan dan intensifikasi tanaman dengan penanaman padi 2-3 kali dalam satu tahun dengan penggunaan bibit unggul yang disertai dengan peralatan modern dengan tujuan menyediakan makanan bagi orang kota, hampir melupakan nilai-nilai kearifan local yang terbangun dalam system pertanian tradisional yang dulu pernah menopang kemadirian pangan di propinsi Jambi, salah satu kearifan local tersebut adalah ‘beumo’.
       Beumo merupakan salah satu system pertanian warisan nenek-moyang yang memanfaatkan lahan dengan menanam padi dan beragam tanaman pendukung lain disekitarnya. Beumo atau beberapa masyarakat menyebutnya dengan ladang itu, merupakan salah satu media bertani yang terbagi menjadi dua bagian atau dua bentuk berdasarkan tempat dan peruntukannya yakni Umo Renah dan Umo Talang, umo renah adalah lahan pertanian yang kontur tanahnya rata dalam satu hamparan yang cukup luas berada di dekat pemukiman penduduk desa. Umo Renah ditanami padi dan sayuran seperti kacang, timun dll. sedangkan Umo Talang adalah lahan pertanian yang luasnya tergantung berapa berapa besar kesanggupan seorang atau sekolompok dalam pengelolaanya, Umo Talang berada di dalam hutan belukar dan jauh dari pedesaan. Untuk menuju Umo Talang melalui jalan setapak yang dibuat sendiri atau berkelompok (pada umumnya berkelompok). Tanamannya hampir sama dengan umo renah yaitu padi dan tanaman pendukung lainnya seperti jagung, buah-buahan musiman jangka pendek dan sayur-mayur. Biasanya dalam Umo Talang terdapat pondok kecil sederhana yang digunakan sebagai tempat tinggal semetara hingga panen tiba, dan umumnya Umo Talang dibuat berbarengan dengan penanaman karet, beragam tanaman pangan sering ditanam di antara pohon karet maupun ditempat yang berbeda namun berdekatan dengan kebun karet yang baru ditanam.

B.     Tujuan

       Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
a.       Untuk mengetahui sejarah perekonomian
b.      Untuk mengetahui sistem pertanian tradisional
c.       Untuk mengetahui kaitan antara sejarah perekonomian dengan sistem pertanian tradisional.

C.     Manfaat
      
       Manfaat pembuatan makalah ini yaitu untuk menambah pengetahuan kita mengenai sejarah perekonomian  tentang sistem pertanian tradisional.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    SISTEM PERTANIAN TRADISIONAL

A.1 Cara Meningkatkan Pendapatan Petani Dengan Biaya Murah

       Hasil penelitian dan percobaan yang telah dilakukan pada ratusan petani di berbagai daerah sebagai berikut:
1.      Dengan sistem awal penanaman dan pemupukan seperti yang tertulis ini, dapat meningkatkan hasil pertanian 50 s/d 100 persen dari biasanya.
2.      Melalui pencegahan hama tanaman secara alamiah, petani tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mencegah hama dalam rangka merawat tanaman.
3.      Dengan cara pengolahan dan pemupukan tanah secara alamiah (pupuk kandang dan abu hasil pembakaran sampah tanaman), dapat mengurangi ketergantungan petani dari penggunaan pupuk buatan, sekaligus lebih menjaga kesuburan humus tanah, dan mencegah kerusakan tanah atau lahan kritis).
4.      Hasil panen petani, sangat higienis (sehat) untuk dikonsumsi dalam islam disebutkan sebagai makanan halal dan thayib.
5.      Akhirnya cara ini berujung kepada peningkatan kesejahteraan petani, karena secara relatif petani hanya memerlukan BIBIT UNGGUL dalam melaksanakan aktivitas petaniannya.

A.2 Waktu-Waktu Awal Penanaman (Watee-Watee Geupeuphon Seumula Tanaman) Ilmu Falaq (Astronomi ) Bidang Pertanian
          Sumber: dari Kitab Tajul Muluk (Mahkota Raja) tulisan tagan abad 16 M, karangan syech Abbas Kutakarang dan kitab falaqiah wal hikmah tulisan tangan abad 16 M karya Syech Abdurauf Syiah Kuala, serta wawancara dengan tokoh petani aceh tentang penentuan bulan dalam tahun Hijriah, hari dan waktu awal menanam tumbuh-tumbuhan (Keuneunong : buleun, uroe, saat atau jem penanaman serta pencegahan hama tanaman secara alamiah).
          Untuk jenis tanaman berbatang, berbiji, berbunga, berdaun dan berbuah diatas tanah ditanam pada waktu bulan naik dalam tahun hijriah yaitu 1 s/d 15 hari bulan sedangkan tanaman yang berbuah dan berakar didalam tanah, ditanam pada waktu bulan turun pada tahun hijriah, yaitu 16 s/d 30 hari bulan.
          Terhadap tanaman yang hasilnya diatas tanah, makin naik bulan makin baik untuk memulai awal penanaman, demikian juga sebaliknya semakin turun bulan hijriah, semakin baik untuk awal penanaman yang hasilnya di dalam tanah.

          A.3 Penentuan Hari Dan Jenis Tanaman
1. Pada hari ahad (minggu) menanam segala jenis tanaman yang berbatang, seperti : kulit manis, jati, mahoni, cemara laut, karet dan sebagainya.
2. Pada hari senin menanam segala jenis tanaman yang berbuah dalam tanah, seperti: kentang, singkong, ubi, jahe, kunyit, bawang dan sebagainya.
3. Pada hari selasa menanam segala jenis tanaman yang berbiji, seperti: padi, jagung, kacang hijau, merica, pinang, kemiri, kopi dan sebagainya.
4. Pada hari rabu menanam segala jenis tanaman yang berbunga, seperti bunga mawar, melati, cempaka, kenanga, kemuning, melur, anggrek dan sebagainya.
5. Pada hari kamis menanam segala jenis tanaman berdaun seperti: nilam, sawi, bayam, kol dan sebagainya.
6. Pada hari jum’at menanam segala jenis tanaman yang berbuah diatas tanah, seperti: kelapa, mangga, pepaya, pisang, cabai, terong, tomat dan sebagainya.
7. Pada hari sabtu menanam segala jenis tanaman yang berakar didalam tanah, yang dimaksud akar didalam tanah ini adalah yang biasa digunakan untuk pengobatan, seperti: ginseng, akar wangi, akar ilalang dan sebagainya.

A.4 Penentuan Waktu (Saat Penanaman)
1.      Jika hari minggu (ahad) dilakukan pada saat pagi-pagi atau setelah shalat ashar
2.      Jika hari senin dilakukan pada hampir tengah hari atau sebelum shalat zhuhur.
3.      .
4.      Jika hari selasa dilakukan pada waktu dhuha ( jam 7 s/d 10 pagi)
5.      Jika hari rabu dilakukan pada tengah hari atau setelah shalat ashaRJika hari kamis dilakukan pada pagi-pagi atau tengah hari
6.      Jika hari jum’at dilakukan pada waktu setelah selesai shalat jum’at
7.      Jika hari sabtu dilakukan pada waktu dhuha atau pagi-pagi Misalnya: jika menanam padi, awal penanaman dilakukan pada waktu pagi hari selasa bulan hijriah naik (1 s/d 15 hari bulan)

A.5 Perhatian
1.      Harap ditanam pada waktu musim tanam atau musim hujan
2.      Jika tidak hujan, maka penyiraman tanaman dilakukan pada waktu sore/ malam hari
3.      Pemupukan tumbuhan dilakukan sore hari, tolong dijaga agar lahan tempat tanaman selalu lembab atau basah. (yang lebih utama dari semua itu, harus dilakuakan dengan niat ikhlas kepada Allah agar tanaman tersebut dihindarkan dari penyakit dan diberikan hasil yang membawa berkah) amin.
4.      Setelah dimulai awal penanaman pertama pada waktu-waktu yang ditentukan diatas, selanjutnya dapat diteruskan penanamannya pada esok hari berikutnya, tanpa harus mengikuti ketentuan diatas lagi.
5.      Jadwal ini berlaku untuk pembibitan/penanaman
6.      Awal pengambilan hasil dilakukan pada waktu air surut.

A.6 Cara Mencegah Hama Tanaman Secara Alamiah
1. Jangkrik dan daun pandan wangi
Jika sawah/kebun banyak tikus, maka peliharalah jangkrik disawah. Ternyata suara jangkrik dapat membisingkan telinga tikus, sekaligus mengusirnya, atau dengan menebarkan daun pandan wangi, sebab aromanya tidak disukai tikus. Caranya daun pandan wangi dipotong-potong, disebar disekitar tanaman bila sudah kering diganti yang baru (lebih baik lagi jika pandan wangi ditanam disekeliling sawah/kebun seperti pagar, lalu taburkan jangkrik. Dengan cara demikian InsyaAllah tikus tidak akan mendekati tempat itu lagi. Pandan wangi juga berfungsi untuk mengharumkan butiran padi disawah/ladang).

2. Abu dapur dan daun pinang
Untuk memberantas hama wereng, ulat, belalang, dll, dikebun/sawah. Ambillah abu dapur dan campurkan air (1 liter abu dicampurkan dengan 3 liter air) lalu rebus atau tumbuklah daun pinang yang sudah tua kemudian diaduk-aduk, dan setelah dingin percikkan ke tanaman. Jika memakai semprotan, jangan lupa disaring terlebih dahulu. Bila tidak ada daun pinang maka dapat diganti dengan daun pepaya, namun kualitas daun pinang jauh lebih bagus dari daun pepaya. Lakukanlah  beberapa kali sampai hamanya habis. (untuk : 10 liter air, dicampur 3 kg abu bakar dan 1 kg daun pinang atau lebih kurang 2 pelepah tandan).

3. Semut merah & tulang binatang
       Membasmi hama tanaman muda seperti: cabe, tomat, kacang kuning, dll dengan cara mengikat tulang atau kulit binatang yang basah (baru) pada sepotong ranting, lalu tancapkan didekat tanaman yang hampir berbunga, kemudian tebarkan semut merah (serangga), maka semut merah akan memakan hama sekaligus membersihkan batang & daun tanaman. Fungsi tulang & kulit, hanya untuk memikat atau membetahkan semut. Jika memanen hasil, semprotkan air pada tanaman, maka semut akan berkumpul ditulang atau sangkarnya, dan panen dapat dilakukan.
       Untuk tanaman tua seperti nangka, mangga, dll, tulang/kulit cukup diikat pada pohon/ranting, lalu tebarkan semut merah, jika mau panen ikatlah tulang/kulit yang baru diujung tali, dan sambungkan kepohon yang ingin dipanen hasilnya, maka semut segera berkumpul ditulang atau kulit yang baru sehingga panen dapat dilakukan. Ingat! Hanya semut merah (serangga) yang dapat menjadi predator untuk memberantas hama tanaman.

4. Cacing untuk menggemburkan tanah
       Agar tanaman menjadi subur, tanamlah pada tanah yang gembur, dengan cara memasukkan cacing kedalam tanah, guna membuat pori-pori tanah sehingga merangsang pertumbuhan akar sekaligus membersihkan hama diakar tanaman, sebelum cacing ditanam, tanah harus disiram air, fungsinya untuk mengusir jika ada semut-semut kecil dan memudahkan cacing membuat sarangnya.

5. Manfaat sumur disawah/kebun
       Sumur disawah/kebun jangan ditembok (semen). Agar berfungsi untuk menjaga kelembaban tanah sehingga tanah tidak retak-retak diwaktu musim panas,  dimusim kemarau dapat menyiram tanaman, ikan-ikan yang ada disumur disawah dapat memangsa hama seperti: bibit keong, ulat, belalang, dll, serta ikan-ikan tersebut dapat dikonsumsi petani. Cara menggali sumur agar air selalu banyak adalah dengan mengetahui sumber mata air dangkal yang permanen didalam tanah. Caranya dengan melihat embun pagi dimusim kemarau, jika ada tumpukan embun disawah/kebun yang lama keringnya. Sementara embun-embun disekitarnya sudah kering, disitulah diperkirakan sumber mata air dangkal, untuk memastikannya harus dilihat 2-3 hari, guna meyakinkan lagi, ambillah batok kelapa yang tidak berlubang, lalu tancapkan ditanah tempat tumpukan embun tersebut selama 24 jam, bila bagian dalam batok kelapa tetap basah setelah 24 jam, maka disitulah sumur digali pada musim kemarau diwaktu pagi-pagi, hari ke 15 bulan hijriah (pertengahan bulan arab). Jika air dalam sumur payau asin atau kurang jernih, maka tanamlah pohon cemara laut (bak aron) 3 atau 5 meter disamping sumur. Sebab akar batang tersebut dapat menyaring air yang kuning menjadi jernih dan yang payau menjadi tawar, pohon tersebut jika sudah besar dapat dipotong atau dibonsai karena yang diperlukan adalah akar untuk menyaring air sumur. Contohnya: sumur dipinggir pantai yang banyak terdapat pohon cemara biasanya airnya jernih dan tawar.

6. Manfaat tembakau asli (bakong atjeh)
       Untuk mengatasi hama pengerek batang, masukkan tembakau (bakong atjeh) kedalam lubang batang yang dimakan ulat, dan tutup dengan tanah yang basah. Tembakau asli juga bermanfaat untuk memberantas hama wereng (gesong, sialee-alee, ulat, dll). Dengan cara merendam dan aduk-aduk tembakau kedalam air dan campurkan abu bakar, bila air sudah berubah warna agak cokelat, semprotlah atau percikkan ketanaman. (untuk 10 liter air campurkan 3 ons tembakau asli dan 3 kg abu bakar).

7.      Cara mengumpulkan hama keong
      Bila disawah banyak keong yang mengganggu tanaman, maka ambillah batang pepaya atau daunnya, lalu simpan dipinggir sawah minimal 24 jam, nanti keong tersebut akan berkumpul dan menempel di batang pepaya, kemudian ambil keong tersebut untuk pakan ternak (lele, bebek, ayam, dll) atau dikubur dalam tanah kering, kemudian batang pepaya tersebut disimpan lagi di dalam sawah.

8.      Cara pengolahan tanah
      Setelah tanah/lahan dibersihkan dan sebelum tanah dicangkul/bajak, terlebih dahulu ditebarkan pupuk kandang dan abu hasil pembakaran sampah tanaman (3 kg pupuk kandang dicampur 1 kg abu bakar) dengan ketebalan maksimal seruas jari tangan yang disebarkan secara merata dilahan pertanian, kemudian disiram (masukkan air kesawah) selama 2 minggu, agar pupuk larut dan menyatu serta dingin dalam tanah, baru kemudian tanah dicangkul/dibajak. Setelah tanah betul-betul matang, tanamlah tumbuhan (palawija). Fungsi abu bakar, selain untuk pupuk juga untuk mencegah hama penyakit yang ditimbulkan oleh pupuk kandang, seperti: ulat tanah, rayap, jamur akar dan sebagainya. Khusus bagi sawah tadah hujan, maka pemupukan dilakukan pada waktu musim kemarau sehingga begitu hujan turun tanah (sawah) langsung dibajak/dicangkul.

9.      Cara membuat pupuk
      Jemurlah kotoran ternak (ayam atau bebek atau sapi atau kambing, dan lain-lain) lalu dicampur dengan abu hasil pembakaran sampah. Perbandingannya 1 karung abu bakar dicampur dengan 3 karung kotoran ternak, lalu disimpan didalam lubang tanah atau masukkan kedalam goni. Jangan lupa cara penggunaannya betul-betul meperhatikan ketentuan atau petunjuk yang tertulis diatas tadi. Sebab abu bakar dan pupuk sangatlah panas bagi tanaman. Jika salah menggunakannya menyebabkan tanaman kering atau mati.

B.    Ekonomi Tradisional dan Perubahan Sosial


       Sistem ekonomi tradisional merupakan sistem ekonomi yang dijalankan secara  bersama untuk kepentingan bersama atau demokratis, sesuai dengan tata cara yang biasa ditempuh oleh nenek moyang sebelumnya.Dalam system tradisional  ini segala barang dan jasa yang diperlukan, dipenuhi sendiri oleh masyarakat itu sendiri guna untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Selama ini di desa telah ada seperangkat lembaga-lembaga yang muncul dan timbul dari inisiatif masyarakat setempat untuk memenuhi  kebutuhan hidup yang harus dipenuhinya sendiri. Umumnya lembaga-lembaga lokal ini masih bersifat sangat tradisional dengan berbagaikekurangankekurangan yang ada dari segi organisasi atau kelembagaan modPerubahan sosial dapat terjadi apabila terdapat agen perubahan. Pada tingkat kelembagaan seringkali dijumpai adanya gerakan sosial.  Sistem ekonomi pada masyarakat pertanian mempunyai ciri teknik produksi dipelajari secara turun temurun dan bersifat sederhana dan mengenal pembagian kerja yang masih terikat tradisi tanah sebagai tumpuan kegiatan produksi dan sumber kemakmuran. Pada masyarakat ini mereka biasanya masih menggunakan sistem pertukaran barter yaitu menukar barang dengan barang dan pada masyarakat pertanian ini teknologi yang digunakan masih sangat sederhana, sehingga produktivitas rendah dan menyebabkan mutu barang hasil produksinya rendah.Dalam sistem ekonomi tradisional, tugas pemerintah hanya terbatas memberikan perlindungan dalam bentuk pertahanan, dan menjaga ketertiban umum. Dengan kata lain kegiatan ekonomi yaitu masalah apa dan berapa, bagaimana dan untuk siapa barang diproduksi semuanya diatur oleh masyarakat. Pada masyarakat pertanian hasil pertaniannya tidak untuk di jual melaikan di pergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Tetapi apabila hasil pertiannya di kira lebih maka kelebihannya akan di jual kepada orang lain yang membutuhkannya atau hasilnya di tukarkan dengan barang lain yang tidak bisa di hasilkannya sendiri. Kelebihan dari sistem ekonomi tradisional adalahtidak terdapatnya persaingan dan masyarakat merasa aman, karena tidak mempunyai beban berat.

C.     PERKEMBANGAN EKONOMI

       Perkembangan ekonomi yang di alami masyarakat yang menggunakan sistem perekonomian tradiosional adalah lambat. Karena semua kebutuhan hidupnya di penuhi sendiri dan di dalam memproduksi barang, untuk siapa barang tersebut di produksi semuanya di atur oleh masyarakat. Sehingga dalam sistem ekonomi tradisional, tugas pemerintah hanya terbatas memberikan perlindungan dalam bentuk pertahanan, dan menjaga ketertiban umum. Dengan kata lain kegiatan ekonomi yaitu masalah apa dan berapa, bagaimana dan untuk siapa barang diproduksi semuanya diatur oleh masyarakat.
       Dalam sistem ekonomi tradisional semacam ini memiliki kelemahan dan kelebihan sebagai berikut.
Kelemahan ekonomi tradisional :
1.      Teknologi yang digunakan masih sangat sederhana, sehingga produktivitas rendah.
2.      Mutu barang hasil produksi masih rendah
3.      Kegiatan utama ialah bercocok tanam, menangkap ikan, memungut hasil hutan
4.      kegiatan ekonomi dijalankan untuk mendapatkan bahan ,makanan dan lain-lain hasil untuk memenuhi keperluan harian.
5.      Alat pertanian adalah mudah yaitu menggunakanhewan atau binantang dan manusia tanpa teknologi modern.
6.      Mereka menggunakan sisitem barter, dalam melakukan kegiatan transaksi.
7.      Sebab-sebab petani tidak dapat mengeluarkan kelebihan hasil

Kekurangan tenaga buruh
1.      Tidak ada ternak yang dapat melakukan kerja berat
2.      Menangung beban kerja kerah pemerintah
3.      Tiap petani hendaknya menyerahkan 1 per sepuloh hasil mereka kepada, pembesar atau raja pada saat itu.

       Dalam faktor produksi kerja pertanian juga tampak individualisering. Dahulu tiap pekerjaaan teristimewa pekerjaan mengolah tanah, berhubung dengan perajaan keagamaa. Terikatnya kerja pada agama tampak dari kegiatan pengolahan tanah di dahului dengan upacara yang di pimpin oleh fungsionaris masyarakat. Selanjutnya kerja dapat diorganisir dengan berbagai cara salah satunya adalah gotong royong. Dari gotong royong inilah dapat timbul bentuk-bentuk organisasi lainnya dan dari gotong royong berubah menjadi tolong-menolong.
       Tolong-menolong di jawa sejak awalnya mengandung sifat individual, tetapi dahulu mengandung juga kewajiban untuk memberikan pertolongan yang diminta. Seperti di jawa maka di luar jawa pun terdapat juga bentuk organisasi lama seperti perinduk semangan dan perbudakan. Budak adalah tawanan perang atau keturunan dari tawanan itu. Perinduk semangan yang timbul karena adanya penyerahan diri karena tidak dapat melunasi hutangnya. Para pemilik tanah menyuruh mengerjakan tanahnya untuk satu atau beberapa panenan kepada orang lain (deelbouwnemer atau deelbouwer) dengan pejanjian bahwa deelbouwer akan menyerahkan sebagian tertentu dari hasil panenanya kepada deelbouwgever. Deelbouw ini banyak terdapat dijawa, tetapi juga di daerah-daerah lain di dunia.
       Syarat-syarat deelbouw yang paling banyak di pakai di jawa adalah mempertengah atau mempertiga. Banyak keterangan yang menunjukan bahwa deebouw di jawa dalam abad ini bertambah, dan bahwa syarat deelbouw itu diperberat sehingga merugikan deelbouwer. Dalam deelwining, maka hasil tanaman yang lebih dari satu tahun dipaneni dan orang-orang yang memaneninya diberi bagian dari pada hasil panenya. Deelaanleg banyak terdapat dalam menanam tanam-tanaman perdagangan yang umurnya lebih dari satu tahun (overjarige handelesgewassen). Deelarbeider menbuka tanah, membuat kebun dan memeliharanya selama tahun-tahun pertama. Diantara pohon-pohon yang di tanamnya ia diperkenakan menanam tanam-tanaman. Pemiliknya tanah memberikan bibitnya dan tiap tahun sejumlah uang biasanya dalam bentuk persekot. Jika kebun itu telah selesai di Tanami dan penuh dengan tanaman, maka kebun itu dibagi antara kedua belah pihak.
       Pertanian rakyat banyak sekali ragamnya.Pertanian yang awal mulanya di gunakan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri berubah untuk memenuhi kebutuhan semua orang. Sehingga pertanian mengalami pertubuhan yang lama dan disamping itu dalam waktu terakhir terdapat berbagai perubahan. Pertumbuhan pertanian tidak berjalan dengan merupakan garis lurus. Seringkali dari sesuatu stadium terdahulu yang tertentu, dapat timbul suatu pertumbuhan dalam berbagai arah, yang dapat tergantungdari pada banyak keadaan. Yang dikatakan pertumbuhan pertanian misalnya perubahan penyesuaian kepada alam dan perubahan-perubahan itu dapat bertalian dengan bertambah padatnya penduduk, sehingga diperlukan pemakaian tanah dengan lebih intensif, tetapi mungkin juga ada sebab-sebab lain, misalnya bertumbuhnya lalu lintas, yang menimbulkan kemunkinan-kemungkinan baru dalam penyesuaian kepada alam. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan, maka dari pada itu perlu di lakukan peningkatan hasil pertanian dengan berbagai upaya. Diantaranya adalah sistem penanaman tanaman yang satu jenis saja menjadi dua jenis tanaman di tanam pada tanah yang sama dan penggunaan alat-alat pertanian yang lebih baik lagi dari pada sebelumnya misalnya saja dalam membajak sawah hanya menggunakan cangkul yang membutuhkan waktu lama diganti dengan membajak dengan menggunakan tenaga hewan yang lehih efektif ari pada membajak dengan cangkul.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
       Beumo merupakan salah satu system pertanian tradisional di Jambi yang hampir punah ditengah-tengah gemerlap sistem pertanian moderen dengan model perkebunan monokultur kelapa sawit. Semangat program pencetakan sawah, optimalisasi lahan dan intensifikasi tanaman dengan penanaman padi 2-3 kali dalam satu tahun dengan penggunaan bibit unggul yang disertai dengan peralatan modern dengan tujuan menyediakan makanan bagi orang kota, hampir melupakan nilai-nilai kearifan local yang terbangun dalam system pertanian tradisional yang dulu pernah menopang kemadirian pangan di propinsi Jambi, salah satu kearifan local tersebut adalah ‘beumo’

B.     Saran
Makalah ini tentulah masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya sangat membutuhkan kontribusi kritik dan saran dari pembaca agar dijadikan sebagai intropeksi bagi makalah ini untuk menjadi lebih baik lagi. Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah terlibat untuk mendukung dan membantu agar makalah ini dapat terselesaikan.




Posted by on 07.25 No comments

0 komentar:

Posting Komentar

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search Our Site

Sample Text