KUMPULAN MATERI PENDIDIKAN

Selasa, 27 Mei 2014




PAHAM-PAHAM MODERN DAN KEBANGKITAN
BANGASA-BANGASA ASIA DAN AFRIKA

A.    Paham-Paham Modern Dan Pengaruhnya di Asia-Afrika

            Pada abad ke-19, pelbagai pemikiran tentang kehidupan umat manusia lahir di Eropa. Pemikiran tersebut begitu mendalam pengaruhnya sehingga berubah menjadi kekuatan moral yang mendorong dan menggugah kesadaran manusia untuk merealisasikan nilai-nilai asasi kemanusiaan khususnya yang berkaitan dengan kesejahteraan hidup. Permikiran-pemikiran itu antara lain ialah nasionalisme, liberalisme, sosialisme, komunisme dan demokrasi.

1.      Nasionalisme
          Paham nasionalisme berasal dari Eropa Barat lalu menyebarang ke seluruh Eropa pada abad ke-19 dan pada abad ke-20 tersebar keseluruh dunia. Paham ini menjadi paham yang penting dalam mendasari pergerakan kemerdekaan khususnya di Asia dan Afrika. Kemampuan untuk memahami nasionalisme dapat terlihat dari simbol-simbol nasionalitas seperti bendara dan lagu kebangsaan. Nasionalisme dapat merangsang individu lebih kuat dari pada ideologi apapun. Nasionalisme di Indonesia sangat dirasakan pengaruhnya  pada saat perang kemerdekaan dalam rangka merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
2.      Liberalisme
          Istilah liberalisme berasal dari kata liberales (bahasa spanyol). Liberales adalah nama partai pada abad ke-19 yang memperjuangkan pemerintahan konstitusional untuk spanyol. Akan tetapi, politik liberalisme sudah ada pada masa-masa sebelumnya. Secara sederhana, liberasme dapat diartikan sebagai paham kebebasan.
           Sebagai suatu gerakan, liberalisme dimulai pada masa renaisance yang memperjuangkan kebangsaan manusia dari kungkungan geraja atau agama. Kebebasan yang dimiliki manusia kemudian berkembang menjadi suatu gerakan dalam bidang politik, ekonomi, kebudayaan dan lain-lain. Kebebasan dalam bidang politik melahirkan konsepsi tentang negara yang demokratis. Dibidang ekonomi, liberalisme menentang monopoli atau campur tangan pemerintah dalam berusaha. Dibidang moral, liberalisme menjunjung tinggi kebebasan individu dan menentang otoriterisme.
          Liberalisme dapat pula dibedakan atas liberalisme lama dan liberalisme modern. Liberalisme lama lebih memperhatikan kebebasan individu dari kesewenang-wenangan pemerintah. Liberalisme yang modern mencari perlindungan terhadap tindakan sewenang-wenang organisasi swasta dan negara.
3.      Sosialisme
          Sosialisme adalah paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran dengan usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik perseorangan. Ciri utama sosialisme adalah pemerataan sosial dan pengahapusan kemiskinan. Ciri ini merupakan salah satu faktor pendorong berkembangnya sosialisme. Sosialisme biasanya berkembang di negara-negara yang memiliki tradisi demokrasi yang kuat. Kemenangan sekutu dalam Perang Dunia II  memberikan rangsangan yang kuat bagi tubuhnya partai sosialis di seluruh dunia, seperti di Inggris, Belgia, Swiss, Belanda, negara-negara Skandinavia, Selandia Baru, Australia dan Indonesia.
4.      Demokrasi
          Demokrasi berasal dari kata demos yang berarti rakyat dan kratos yang berarti kekuasaan. Pemerintahan demokrasi dapat diartikan sebagai suatu sistem pemerintahan yang mengakui hak rakyat untuk ikut serta dalam kehidupan politik.

B.     Kebangkitan Bangsa-Bangsa Asia-Afrika

            Kekayaan alam suatu negara tidak hanya dapat mendatangkan kemakmuran bagi rakyatnya, tetapi dapat pula menimbulkan kesengsaraan. Hal itu pernah dialami oleh sebagian besar negara di Asia dan Afrika. Negara-negara tersebut dijajah oleh bangsa-bangsa Eropa yang memiliki persenjataan dan teknologi yang lebih maju. Akibat penjajahan bangsa-bangsa Asia dan Afrika itu terhambat perkembangan bangsanya. Dengan cara mengadaptasi ilmu pengetahuan dan teknologi Eropa, bangsa-bangsa Asia dan Afrika bangkit melawan bangsa yang menjajahnya. Ada diantaranya yang menentang dengan kekuatan senjata dan ada pula yang menggunakan kekuatan politik.

1.      Kebangkitan Jepang
           Kebangkitan jepang pada hakikatnya adalah usaha jepang untuk mencegah negeri mereka dijajah oleh bangsa Eropa. Cara yang dilakukan ialah mengadaptasikan ilmu pengetahuan Eropa.
2.      Kebangkitan Cina
           Cina merupakan negara yang memiliki sejarah yang cukup tua. Selama ribuan tahun negeri ini diperintah oleh berbagai dinasti silih-berganti. Kepala pemerintahannya disebut kaisar. Dinasti terakhir ialah dinasti Manchu yang berasal dari Manchuria. Jadi, bukan dinasti asli Cina.
3.      Kebangkitan India
           Pergerakan Nasional India pada mulanya bersifat gerakan sosial dan pendidikan. Corak politik baru kelihatan setelah berdiri All Indian National Congrees (Partai Kongres). Anggotanya terdiri atas golongan Hndu dan Muslim. Pada umumnya, mereka adalah para intelektual. Dalam perjuangan untuk mencapai kemerdikaan dari Inggris, Partai Kongres berasaskan kooperasi, yaitu kerja sama dengan pemerintah kolonial Inggris.
4.      Kebangkitan Turki
           Pada saat merosotnya pamor Kekaisaran Turki Usmani sebagai negara besar yang berkuasa di Balkan, seorang negarawan Turki, Khamil Pasha, menjabat sebagai perdana mentri. Pada tahun 1890, dia menyerahkan kepada Sultan Hamid II untuk mengadakan perubahan ketatanegaraan, dengan memberlakukan Undang-Undang Dasar yang telah diselesaikan pada tahun 1876. Sultan menolak, dan memecatnya pada tahun1896. Setelah sultan Mohmamad V meninggal pada bulan Juli 1918, Anwar Pasha mengundurkan diri. Dengan bantuan Jerman, Mustafa Kemal, seorang tokoh muda yang pemberani dan cakap, serta terkenal sebagai pengeritik kebijaksanaan pemerintah Anwar Pasha, muncul sebagai penguasa baru Mustafa Kemal sangat menentang pemecahan kerajaan oleh Sekutu sebagai akibat kekalahan Turki dalam Perang Dunia I. Pada tahun1919, dia membentuk pemerintah baru di Anatolia. Mustafa Kemal berhasil memulihkan pamor Turki, mempersembahkan kembali wilayah kerajaan yang terpecah-pecah. Pada tahun 1923, dia menurunkan Sultan Muhammad VI dan membentuk negara nasional Republik Turki dengan ibu kota Ankara.
5.      Kebangkitan Mesir
           Serangan Napolen ke Mesir pada bulan Juli 1798 dapat dianggap sebagai awal Mesir modern. Serangan itu dimaksudkan Napoleon untuk menjadikan Mesir sebagai basis dalam usahanya menghancurkan kekuasaan Inggris di India. Dalam pertempuran di Giza pasukan Prancis berhasil dibanggakan sebagai pasuka yang hebat. Akan tetapi, Angkatan Laut Prancis dikalahkan oleh Angkatan Laut Inggris dalam pertempuran di Abukir. Dalam sengketa antara Inggris dan Prancis ini, Turki Usmani memihak Inggris. Pada tahun 1801, pasukan Prancis meninggalkan Mesir. Sesudah Perang Dunia II, perasaan anti-Inggris berkobar kembali sebab Inggris masih menguasai Terusan Sues dan Sudan. Raja Faruk dianggap terlalu memihak Inggris. Pada bulan Juli 1952, golongan militer muda yang dipimpin oleh Naguib mengambil alih kekuasaan dan mendirikan pemerintah republik.
Posted by on 07.33 No comments

0 komentar:

Posting Komentar

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search Our Site

Sample Text